Pages

Ads 468x60px

Minggu, 06 November 2011

Keburukan System Demokrasi

Oleh : Abu Zahra
Kusnanto bin Kusnun
bin Abdul Hamid
1. Pendukun
sedikit
&
Penentan
Banyak
2. Semua
rakyat
disuruh
memilih
pemimpin
termasukl
orang tua
yang
sudah
uzur,
orang
buta,
orang
jahil,
orang
jahat,
perempua
&
orang-
orang
yang
tidak
tahu-
menahu
mengenai
pemimpin
&
kepemimpi
Orang-orang
seperti itu
turut
menentukan
corak
kepemimpinan
negara. Saya
yakin, di
sebagian
negara (yang
tidak
berpendidikan)
95% dari
pemilih yang
memilih itu
tidak tahu-
menahu
tentang dasar
pemerintahan
partai yang
didukungnya.
Apakah
keputusan
mereka
menjamin
kebaikan
dalam
pemerintahan?
Kalaulah satu
partai itu
menang hasil
dukungan
orang-orang
jahil itu,
apakah partai
itu dapat
berbangga?
Padahal yang
menentangnya
adalah dari
kalangan
cerdik pandai
yang dapat
menilai
sekalipun
jumlahnya
minoritas.
3. Hari ini
bermacam-
macam
golongan
manusia yang
turut memilih.
Golongan
peniaga,
petani, buruh,
nelayan,
cendekiawan,
budayawan,
seniman, artis,
olah ragawan,
pegawai-
pegawai &
lain-lain yang
datangnya
dari berbagai
bangsa &
kaum
minoritas.
Masing-masing
golongan
mempunyai
niat masing-
masing.
Mereka
memilih satu
partai bukan
karena
menyokong
dasar partai
itu. Tetapi
karena
marah
pada
partai
lawan
.
4. “Orang baik,
tidak pernah
mencalonkan
diri. Kenaikan
mereka adalah
karena
ditonjolkan
oleh orang lain
melalui cara
yang bersih”.
Yaitu melalui
ahlul halli wal
‘aqdi. Lagi pula
mana boleh
orang-orang
baik yang
menang kalau
mayoritas
rakyat yang
memilih jahat-
jahat belaka?
5. Syarat-syarat
untuk menjadi
pemimpin cuma
dinilai pada
pandai
berkampanye,
pandai
berbicara &
pandai
membicarakan
kejelekan
orang lain
saja.
Sedangkan
memimpin itu
bukannya
untuk
berbicara atau
mengejek
orang saja.
( Definisi
Pemimpin
terlampir)
6. Bila orang itu
mencalonkan
diri untuk
menjadi
pemimpin
sementara
rakyat belum
yakin dengan
kebolehannya,
karena belum
terbukti
bahwa ia
adalah
pemimpin,
maka ia mesti
berlakon
menjadi
pemimpin. Ia
akan
mengangkat-
angkat diri
dan membuat
janji-janji
manis yang
tidak ada
jaminan untuk
dilaksanakan.
Ia juga mesti
menghina
pihak lawan
yang
menentang
pencalonannya.
Karena takut
kalah, demi
mendapatkan
suara, kerja-
kerja
kampanye &
membeli suara
terpaksa
dilakukan.
Perebutan
sengit itu
tidak mungkin
selamat dari
riya’, ujub,
sombong,
benci, dendam,
marah, tipu,
berpura-pura,
hasad dengki,
menyebut-
nyebut janji
muluk yang
palsu dan
mazmumah
lain. Ia juga
akan
memfitnah,
mencerca,
mengejek &
lain-
lain.Alangkah
kotornya jalan
itu. Alangkah
bahaya &
jahatnya.
Orang Barat
pun mengakui
dengan
ungkapan
Politic is a
dirty game.
Yang kalah
akan merasa
terhina &
yang menang
membusung
dada. Rasa
sengketa
tidak akan
terkikis dari
jiwa-jiwa
mereka.
Kepemimpinan
seperti itu
mustahil akan
dapat
mewujudkan
perpaduan
yang murni
& kerja
sama yang
baik.
Sepanjang
masa,
pemimpin akan
merasakan
pimpinannya
senantiasa
ditentang &
kedudukannya
terancam. Lalu
dia akan
senantiasa
mencari jalan
untuk
mempertahank
kedudukan.
Tugas
kepemimpinan
sudah menjadi
barang yang
diperebutkan
untuk
kepentingan
pribadi &
duniawi
semata-mata.
7. Untuk
mempertahank
kursi yang
dibeli tadi,
pemimpin juga
sanggup
membuat apa
saja sekalipun
menindas,
menipu,
mengancam
&
menghukum.
Pihak lawan
akan
dianaktirikan
dan
pendukung
terpaksa
dijaga hatinya.
Kehendak
pendukung
mesti
ditunaikan
sekalipun hati
nurani tidak
setuju. Artinya
rakyat yang
menentukan
corak
pemerintahan.
Pemimpin ikut
saja. Pemimpin
dididik oleh
rakyat.
Maklumlah dia
wakil rakyat
& bukan
wakil ALLAH.
8. Pemerintah
yang naik
melalui suatu
partai politik
pasti tidak
selamat dari
sentimen
kepartaian.
Yakni akan
mengutamakan
orang-orang
partainya
dengan
menganaktirika
rakyat yang
lain, yang
tidak separtai
dengannya.
Sudah tentu
golongan-
golongan lain
tidak puas.
Keadilan &
perpaduan
sebenarnya
tidak dapat
ditegakkan
selama-
lamanya.Hal ini
terbukti dalam
pengalaman
kita yang
sudah sekian
lama hidup
dalam negara
yang
mengamalkan
demokrasi
Barat ini.
Partai
pemerintah
belum terbukti
dapat
membuat
semua atau
mayoritas
rakyat
mengakui &
membantu
dasar yang
diperjuangkan.
Sedangkan
dalam
pemerintahan
Islam, orang
bukan Islam
pun terima
& bekerja
sama
menjayakan
kemajuan.
9. Biasanya
pemimpin atau
pemerintah
yang ditunjuk
oleh jari ini,
mereka tidak
dicintai dengan
kasih murni
dari hati. Kasih
rakyat pada
mereka
kalaupun ada
adalah karena
kepentingan-
kepentingan
jabatan, gaji
atau subsidi
yang
diharapkan.
Ketaatan yang
diberikan,
hanya di
depannya saja.
Sedangkan di
belakang
mereka,
rakyat menipu
&
durhaka.Sebab
itu pemimpin
tersebut,
kalau berbuat
salah
walaupun
secara tidak
sengaja
mereka akan
dicaci maki
&
dijatuhkan.
Rakyat mudah
melupakannya
apalagi kalau
sudah tidak
berkuasa.
Baru saja
pensiun, hidup
mereka
sudah
terbuang,
tersisih &
terhina. Bila
mereka mati
langsung
dilupakan
orang.
Maqamnya
tidak diziarahi.
Padahal
pemimpin-
pemimpin Islam,
maqamnya
diziarahi
walaupun
sudah beribu
tahun. Kalau
seperti itulah
demokrasi
Barat, untuk
apa lagi
dipertahankan
&
diperjuangkan?
Kalau sudah
nyata kotor,
buruk &
jahat,
mengapa
diikuti?
Tidakkah yang
menerimanya
itu artinya
memiliki sifat
yang sama
juga?
10. Satu lagi
keburukan
demokrasi
adalah
memungkinkan
dilantiknya
musuh untuk
menjadi
pemimpin.
Yakni musuh
melobi untuk
menjadi calon.
Karena
pandainya
berkampanye,
dia menang
untuk menjadi
pemimpin
kepada rakyat
11. Di satu
kawasan yang
mayoritas
orangnya
jahat, maka
wakil yang
naik atas
suara
mayoritas itu
pun biasanya
orang jahat,kalaupun ada yg baik pasti mereka kalah.

Update New trik Xl 7 Nov 2011

Barusan browsing . . .
Eh,kbtlan dpt trik maknyuzzz dari blog tetangga sebelah..
Langsung aja bro,neh
trik gretongan dari xl

Apn: xlgprs
proxy: 208.77.23.4
port : 80

NB: udah d test luancar plonxx...

Referensi : www.Ngajakribut.com

Selasa, 01 November 2011

Mencari Ketenangan Hati

Mencari
Ketenangan
Hati
Belakangan ini
mendung selalu
menghampiri puncak
ubun-ubunku.
Mendung dalam
artian hati terasa
kelabu bagaikan
diselimuti awan hitam.
Perasaan galau
datang menghujam
setiap saat. Tiada
lagi kebahagian yang
selama ini diimpikan.
Bahagia adalah
persoalan hati dan
sudut pandang diri.
Seperti apa rasa
bahagia itu? Tak
pernah aku jumpai,
terutama belakangan
ini.
Bukannya aku tidak
mensyukuri nikmat
yang telah aku
terima selama ini.
Bukannya aku
bermaksud untuk
mengeluh. Itu semua
tidak ada dalam
kamus hidupku. Meski
terkadang sifat
mengeluh dan tidak
bersyukur itu
sesekali mengahampiri
diriku. Aku tetap
menanamkan bahwa
tidak ada kata
mengeluh dan tidak
bersyukur.
Sepertinya
kegelisahan yang
terasa akhir-akhir ini
bukan karena dua
hal tersebut.
Nampaknya ada
beban yang tidak
sanggup ditopang
oleh jiwa dan
pikiranku. Masalah
demi masalah datang
silih berganti.
Aku tidak ingin orang
lain terbeban pula
dengan masalah-
masalah yang aku
alami. Aku coba
untuk memendam
sendiri, tanpa ada
keinginan untuk
berbagi. Biarlah aku
sendiri yang
menanggung beban
hidupku ini.
Disamping itu, ada
sebuah kenyataan
yang sangat sulit
aku terima.
Kenyataan yang
sesungguhnya tidak
dapat aku elakan.
Mungkin hidup ini
penuh dengan takdir
yang tidak bisa
diingkari. Semakin
mencoba untuk lari
dari takdir, semakin
pelik menjalani
kehidupan ini.
Sebagian orang
mersepon takdir
dengan prinsip hidup
seperti air mengalir.
Sebagian lagi tidak
terima begitu saja,
sebab ada komponen
yang dapat
menentukan, yakni
akal. Melalui akal
hidup dijalani dengan
logika. Berbanding
terbalik dengan
prinsip kepasrahan
yang menerima apa
adanya.
Mungkinkah aku saat
ini berada diantara
dua kelompok
tersebut. Disatu sisi
aku mencoba untuk
berdamai dengan
takdir. Disisi lain ada
dorongan untuk
memutarbalikan
takdir, walau itu
terlihat mustahil.
Pikiran mulai tak
sanggup lagi melawan
kenyataan yang
terjadi. Jiwa semakin
terombang ambing
tak tahu arah.
Ohhh.. Tuhan Yang
Maha Esa, berilah
ketenangan pada
hatiku ini…

Kamis, 20 Oktober 2011

KELEMAHAN HADIST-HADIST TENTANG MENGUSAP MUKA DENGAN TELAPAK TANGAN SESUDAH SELESAI BERDO'A

Kelemahan Hadits-
Hadits Tentang
Mengusap Muka Dengan
Kedua Tangan Sesudah
Selesai Berdo’a
Oleh: Ust. Abdul Hakim
bin Amir Abdat
Pendahuluan .
Sering kita melihat diantara
saudara-saudara kita
apabila telah selesai berdo’a,
kemudian mereka mengusap
muka mereka dengan kedua
telapak tangannya. Mereka
yang mengerjakan demikian itu,
ada
yang sudah mengetahui
dalilnya, tapi mereka tidak
mengetahui derajat dari dalil
tersebut. Apakah sah datang
dari Nabi shallallau ‘alaihi wa
sallam atau tidak .? Ada juga
yang mengerjakan karena
ikut-ikutan (taklid) saja. Oleh
karena itu jika ada orang
bertanya kepada saya (Abdul
Hakim bin Amir Abdat) :
“Adakah dalilnya tentang
mengusap muka dengan kedua
telapak tangan sesudah selesai
berdo’a, dan bagaimana
derajatnya, sah atau tidak
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ..? Maka saya
menjawab ; “Bahwa
tentang dalilnya ada
beberapa riwayat
yang sampai kepada
kita, tapi tidak
satupun yang sah
(shahih atau hasan)
datangnya dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa
sallam”. Untuk itu ikutilah
pembahasan saya di bawah ini,
mudah-mudahan banyak
membawa manfa’at bagi
saudara-saudara.
Hadist Pertama
“Artinya : Dari Ibnu Abbas, ia
berkata ;’Telah bersabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam : Apabila engkau
meminta (berdo’a) kepada
Allah, maka hendaklah engkau
berdo’a dengan kedua telapak
tanganmu, dan janganlah
engkau berdo’a dengan kedua
punggungnya. Maka apabila
engkau telah selesai berdo’a,
maka usaplah mukamu dengan
kedua telapak tanganmu”.
(Riwayat Ibnu Majah No. 1181
& 3866).Hadits ini derajatnya
sangatlah LEMAH/DLO’IF .
Karena di sanadnya ada orang
(rawi) yang bernama SHALIH
BIN HASSAN AN-
NADLARY . Para ahli hadits
melemahkannya sebagaimana
tersebut dibawah ini.
1. Kata Imam Bukhari : Munkarul
Hadits (orang yang diingkari
hadits/riwayatnya).
2. Kata Imam Abu Hatim :
Munkarul Hadits, Dlo’if.
3. Kata Imam Ahmad bin Hambal :
Tidak ada apa-apanya
(maksudnya : lemah).
4. Kata Imam Nasa’i : Matruk
(orang yang ditinggalkan
haditsnya).
5. Kata Imam Ibnu Ma’in : Dia itu
Dlo’if.
6. Imam Abu Dawud telah pula
melemahkannya.
[Baca : Al-Mizanul ‘Itidal jilid
2 halaman 291, 292). Imam Abu
Dawud juga meriwayatkan dari
jalan Ibnu Abbas, tapi di
sanadnya ada seorang rawi
yang tidak disebut namanya
(dalam istilah ilmu hadits
disebut rawi MUBHAM). sedang
Imam Abu Dawud sendiri telah
berkata : “Hadits inipun telah
diriwayatkan selain dari jalan
ini, dari Muhammad bin Ka’ab
al-Quradziy (tapi) SEMUANYA
LEMAH. Dan ini jalan yang
semisalnya, dan ia (hadits Ibnu
Abbas) juga lemah”. (Baca :
Sunan Abi Dawud No. 1485).
Hadits Kedua
Telah diriwayatkan oleh Saa-ib
bin Yazid dari bapaknya
(Yazid) :“Artinya : Bahwasanya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, apabila beliau berdo’a
mengangkat kedua tangannya,
(setelah selesai) beliau
mengusap mukanya dengan
kedua (telapak) tanganya”.
(Riwayat : Imam Abu Dawud No.
1492).Sanad hadits inipun
sangat lemah, karena di
sanadnya ada rawi-rawi :
1. IBNU LAHI’AH, seorang rawi
yang lemah.
2. HAFSH BIN HASYIM BIN ‘UTBAH
BIN ABI WAQQASH, rawi yang
tidak diketahui/dikenal (majhul).
[Baca : Mizanul ‘Itidal jilid I
hal. 569].
Hadits Ketiga .
Telah diriwayatkan oleh Umar
bin Khattab, ia
berkata :“Artinya : Adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, apabila mengangkat
kedua tangannya waktu
berdo’a, beliau tidak turunkan
kedua (tangannya) itu
sehingga beliau mengusap
mukanya lebih dahulu dengan
kedua (telapak) tangannya”.
(Riwayat : Imam Tirmidzi).Hadits
ini sangat lemah, karena
disanadnya ada seorang rawi
bernama HAMMAD BIN ISA AL-
JUHANY.
1. Dia ini telah dilemahkan oleh
Imam-imam : Abu Dawud, Abu
Hatim dan Daruquthni.
2. Imam Al-Hakim dan Nasa’i telah
berkata : Ia telah
meriwayatkan dari Ibnu Juraij
dan Ja’far Ash-Shadiq hadits-
hadits palsu.
[Baca : Al-Mizanul ‘Itidal jilid
I hal. 598 dan Tahdzibut-
Tahdzib jilid III hal. 18-19]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
berkata :“Adapun tentang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengangkat kedua tangannya
diwaktu berdo’a, maka
sesungguhnya telah datang
padanya hadits-hadits yang
shahih (lagi) banyak
(jumlahnya). Sedangkan
tentang beliau mengusap
mukanya dengan kedua
(telapak) tangannya (sesudah
berdo’a), maka tidak ada
padanya (hadits yang shahih
lagi banyak), kecuali satu-dua
hadits yang tidak dapat
dijadikan hujjah (alasan
tentang bolehnya) dengan
keduanya”. [Baca : Fatawa Ibnu
Taimiyah jilid 22 hal. 519].
Saya (Abdul Hakim bin Amir
Abdat) berkata : Bahwa
perkataan Ibnu Taimiyah
tentang Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdo’a dengan
mengangkat kedua tangannya
telah datang padanya hadits-
hadits yang shahih lagi banyak,
ini memang sudah betul dan
tepat. Bahkan hadits-haditsnya
dapat mencapai derajat
mutawatir karena telah
diriwayatkan oleh sejumlah
sahabat. Dibawah ini saya akan
sebutkan sahabat yang
meriwayatkannya dan Imam
yang mengeluarkan haditsnya.
1. Oleh Abu Humaid (Riwayat
Bukhari & Muslim).
2. Oleh Abdullah bin Amr bin Ash
(Riwayat Bukhari & Muslim).
3. Oleh Anas bin Malik (Riwayat
Bukhari) tentang Nabi berdo’a
diwaktu perang Khaibar
dengan mengangkat kedua
tangannya.
4. Oleh Abu Musa Al-Asy’ari
(Riwayat Bukhari dan lain-lain).
5. Oleh Ibnu Umar (Riwayat
Bukhari).
6. Oleh Aisyah (Riwayat Muslim).
7. Oleh Abu Hurairah (Riwayat
Bukhari).
8. Oleh Sa’ad bin Abi Waqqash
(Riwayat Abu Dawud).
Dan lain-lain lagi shahabat
yang meriwayatkan bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ada
berdo’a dengan mengangkat
kedua tangannya di berbagai
tempat. Semua riwayat di atas
yaitu : tentang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a
mngangkat ke 2 tangan

TIPS CARA MELATIH OTAK

Kemampuan
daya
ingat
yang
menurun
secara
normal
pada
lansia
disebabkan
oleh proses berpikir menjadi
lamban, kurang menggunakan
strategi memori yang tepat,
dan kesulitan untuk pemusatan
perhatian dan konsentrasi. Ia
juga memerlukan lebih banyak
waktu untuk belajar hal yang
baru, memerlukan lebih banyak
isyarat untuk mengingat
kembali apa yang pernah
diingatnya. Orang yang
mengalami kepikunan yang
tidak normal, ia bisa lupa
makan, lupa nama pasangan,
benda, angka, atau
keterampilan yang pernah
dikuasai. Terkadang, ia pun
lupa dengan aturan-aturan
sosial sehingga kita harus
mengetahui Cara Melatih
Otak yang baik dan benar.
Untuk itu Saya akan
memberikan beberapa Cara
Melatih Otak agar dapat
memperlambat kepikunan.
Intinya, jangan biarkan otak
Anda berhenti bekerja. Berikut
Cara Melatih Otak yang
benar:
1. Selalu belajar, berarti aktifkan
otak Anda. Bangkitkan minat
memakai pikiran dengan cara
misalnya membiasakan membaca
buku-buku
yang bermanfaat,
seperti membaca Al-Qur’an
secara rutin, belajar
matematika, berhitung,
merancang, atau memasak.
2. Ulangi informasi yang baru
untuk disimpan dalam ingatan
3. Melatih memusatkan
perhatian/konsentrasi, misalnya:
dengan
berdzikir, shalat yang
khusuk, yoga, dan lain-lain.
4. Melakukan kegiatan rekreasi.
5. Ikut kegiatan sosial.
6. Konseling ke spesilis saraf,
untuk deteksi dini demensia.
7. Membuat catatan atau
biografi merupakan aktifitas
lansia yang paling baik dan
sangat berharga.
8. Menjaga kesehatan tubuh
dengan pola hidup sehat
seperti makan-makanan sehat,
istirahat/tidur cukup, hindari
rokok dan alkohol.
9. Gerak Latih Otak
(senam otak) dan olahraga lain
sesuai kemampuan.
Demikian Penjelasan saya
tentang Cara Melatih
Otak
www.awandragon.blogspot.com

TIPS BERHENTI MEROKOK . . !!!

Tips Berhenti
merokok

Jadilah orang pertama di
antara teman-teman yang
menyukai ini.
Sebenarnya
banyak para perokok yang
ingin berhenti merokok. Namun
mereka tidak kuasa
melakukannya. Mengingat hal
ini sama sekali bukan hal yang
mudah untuk dilakukan. Tapi
kalau Anda memang sungguh
berniat berhenti merokok, tips
dibawah ini sangat layak untuk
dicoba:
-Cobalah mengevaluasi
kebiasaan merokok Anda.
Apa sebabnya dan kapan Anda
mulai merokok? Apakah anda
merokok misalnya, hanya
setelah makan siang atau
ketika Anda sedang stres?
Pernahkah anda mencoba
untuk berhenti merokok?
Tanyakan pada diri Anda apa
yang menyebabkan Anda gagal
berhenti merokok. Dengan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan
membantu Anda mengklarifikasi
apa yang Anda harus lakukan
untuk berhasil berhenti
merokok.
-Buatlah rencana.
Misalnya bicara dengan dokter
Anda tentang strategi berhenti
merokok. Dengan mengulum
permen atau mengisap inhaler,
misalnya bisa membantu Anda
pelan-pelan berhenti merokok.
Dan satu lagi cara, yakni
-melakukan pekerjaan yang
paling Anda sukai. Paling tidak,
dengan aktifitas yang tidak
begitu berat Anda akan lebih
fokus pada pekerjaan sehingga
tak sempat merokok.
-Beritahukan semua orang,
baik teman, rekan kerja,
kerabat dan keluarga Anda
kalau Anda ingin berhenti
merokok. Minta mereka ikut
membantu Anda, misalnya
dengan tidak merokok di
depan Anda.
-Berteman dengan sesama
orang yang pernah merokok.
-Jika memungkinkan,
bergabunglah dengan orang-
orang yang telah berhasil
berhenti merokok terutama
dengan mereka yang sejak
awal telah mendorong Anda
berhenti merokok. Jika ini tidak
mungkin, bertemanlah dengan
perokok lain yang juga sedang
berhenti merokok.
-Pindahkan semua hal yang
berhubungan dengan rokok,
baik cerutu, asbak maupun
korek api. Yang jelas bersihkan
rumah, kantor, mobil dan baju
Anda yang berbau rokok
karena hanya akan
mengingatkan Anda tentang
rokok.
-Hindari situasi/keadaan yang
biasanya membuat Anda ingin
merokok.
-Rencanakan aktivitas yang
tidak bersangkutan dengan
merokok. Misalnya, jika anda
biasanya merokok ketika pergi
ke bar atau restoran, maka
rencanakan pergi ke bioskop
atau ke tempat-tempat lain
yang tidak memungkinkan Anda
merokok.
-Ingatkan selalu diri Anda
mengapa ingin berhenti
merokok.
Hal semacam ini diperlukan
terutama pada saat Anda
merasa butuh rokok untuk
menghilangkan rasa suntuk
atau stres. Dengan mengingat
alasan Anda berhenti paling
tidak akan membantu Anda
sendiri.
sumber: www.awandragon.blogspot.com

Senin, 26 September 2011

HARTA & ANAK MENJADI FITNAH

Harta dan Anak Menjadi Fitnah

Kamis, 08/09/2011 10:28 WIB | Arsip | Cetak
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَخُونُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُواْ أَمَانَاتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٧﴾
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿٢٨﴾
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Anfaal: 27-28)
***
Kemudian, diulang lagi seruan kepada orang-orang yang beriman. Dibisikkan lagi kepada mereka bahwa harta dan anak-anak itu kadang-kadang dapat menjadikan manusia tidak mau memenuhi seruan Allah dan seruan Rasul. Karena, takut terhadap nasib anaknya nanti dan karena bakhil terhadap hartanya.
Kehidupan yang diserukan Rasulullah adalah kehidupan yang mulia, yang sudah tentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapainya, harus ada pengorbnan. Oleh karena itu, Alquran mengobati ambisi ini dengan mengingatkan mereka terhadap fitnah harta dan anak-anak. Karena, harta dan anak-anak merupakan tempat ujian dan cobaan.
Alquran juga mengingatkan mereka agar jangan lemah menghadapi ujian ini, jangan mundur dari perjuangan, dan jangan melepaskan diri dari beban amanat, janji, dan baiat.
Alquran menganggap pelepasan diri dari semua ini sebagai pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul. Juga pengkhianatan terhadap amanat-amanat yang dibebanan kepada umat Islam di muka bumi.
Yaitu, amanat untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menetapkan uluhiyyah-Nya saja bagi manusia, dan berpesan kepada manusia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Di samping kehati-hatian ini, diingatkan pula mereka terhadap pahala yang besar dari sisi Allah kalau mereka dapat menanggulangi fitnah harta dan anak-anak, yang kadang-kadang menghalangi manusia dari berkorban dan berjihad.
Menghindarkan diri dari tugas-tugas sebagai umat Islam di muka bumi merupakan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul. Persoalan pertama dalam agama Islam ini adalah persoalan ‘Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah.’ Tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Persoalan mengesakan Allah terhadap uluhiyyah, dan menerima dengan sepenuh hati akan semua ini menurut apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saja.
Manusia dalam seluruh sejarahnya, tak pernah mengingkari keberadaan Allah sama sekali. Mereka hanya mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan lain, yang kadang-kadang, dan ini hanya sedikit, dalam bidang akidah dan ibadah.
Adakalanya, dan ini yang terbanyak, dalam masalah hukum dan kedaulatan. Inilah yang lebih dominan dalam kemusyrikan. Oleh karena itu, persoalan utama agama Islam ini bukan mengajak manusia untuk mempercayai uluhiyyah Allah. Tetapi, mengajak mereka untuk mengesakan uluhiyyah bagi Allah saja, untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah.
Yakni, mengesakan Allah sebagai satu-satunya yang berdaulat mengatur kehidupan mereka di dunia ini. Juga mengakui-Nya sebagai yang berdaulat untuk mengatur alam semesta, sebagai implementasi firman Allah: “Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi.” (QS. Az-Zhukhruf: 84)
Juga mengajak mereka bahwa hanya Rasulullah yang membawa wahyu dari Allah dan menyampaikannya kepada mereka. Dengan demikian, mereka berkewajiban mematuhi segala ajaran yang beliau sampaikan.
Inilah persoalan utama agama Islam, sebagai itikad yang harus ditanamkan dan dimantapkan di dalam hati, dan sebagai gerakan yang harus diaplikasikan di dalam kehidupan. Karena itu, menghindarkan diri dari hal ini adalah pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul.
Allah mengingatkan hal ini kepada golongan Islam yang telah beriman kepada-Nya dan telah menyatakan keimanannya ini. Sehingga, mereka mempunyai tugas untuk berjuang guna merealisasikan petunjuknya dalam dunia nyata. Juga supaya bangkit menunaikan tugas jihad ini terhadap jiwa, harta, dan anak-anak.
Allah juga mengingatkan mereka agar jangan mengkhianati amanat yang mereka usung pada hari mereka berbaiat kepada Rasulullah untuk memeluk Islam. Islam itu bukan sekadar ucapan dengan lisan, bukan sekadar retorika dan pengakuan-pengkuan.
Islam adalah manhaj kehidupan yang sempurna dan lengkap. Tetapi, untuk menegakkannya selalu menghadapi hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan.
Islam adalah manhaj untuk membangun realitas kehidupan di atas landasan Laa ilaaha illallah, yang mengembalikan manusia kepada menyembah Tuhan mereka Yang Mahabenar, mengembalikan masyarakat kepada hukum dan syariat-Nya. Mengembalikan para thaghut yang melampaui batas kepada uluhiyyah Allah dan kedaulatan-Nya dari kezaliman dan tindakan melampaui batas.
Juga, mengamankan kebenaran dan keadilan bagi semua manusia, menegakkan keadilan di antara mereka dengan timbangan yang mantap, memakmurkan bumi, dan melaksanakan tugas khilafah di muka bumi dengan menggunakan manhaj Allah.
Semua itu merupakan amanat yang barangsiapa tidak menunaikannya berarti telah berkhianat, melanggar perjanjian kepada Allah, dan merusak baiat yang telah diikrarkannya kepada Rasulullah.
Mereka semua perlu berkorban, bersabar, dan tabah. Mereka harus dapat menanggulangi fitnah harta dan anak. Juga melihat pahala yang besar di sisi Allah, yang disimpan untuk hamba-hamba-Nya yang terpercaya mengemban amanat-amanat-Nya, yang sabar, suka mengalah, dan suka berkorban.
“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfaal: 28)
Alquran ini berbicara kepada eksistensi manusia. Karena, Sang Pencipta mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi pada manusia ini, mengetahui yang lahir dan yang batin, mengetahui jejak-jejak langkah dan perjalanan hidupnya.
Allah mengetahui titik-titik kelemahan pada diri manusia. Dia mengetahui bahwa ambisi terhadap harta dan anak-anak itu merupakan titik kelemahan paling dalam pada diri mereka.
Oleh karena itu, di sini, Dia mengingatkan hakikat pemberian harta dan anak-anak itu. Allah memberikan harta dan anak-anak kepada manusia untuk menguji dn memberi cobaan kepada mereka dengannya.
Harta dan anak termasuk perhiasan dunia yang notabene adalah ujian dan cobaan. Karena, Allah hendak melihat apa yang diperbuat dan dilakukan seorang hamba terhadap harta dan anak ini. Apakah dia mau mensyukurinya dan menunaikan hak-hak nikmat yang diperolehnya itu? Ataukah, malah sibuk dengannya sehingga lupa menunaikan hak-hak Allah?
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” (QS. Al-Anbiyaa: 35)
Maka, fitnah atau cobaan itu bukan hanya dengan kesulitan, kesengsaraan dan sejenisnya saja. Tetapi, fitnah itu juga bisa berupa kemakmuran dan kekayaan. Termasuk kemakmuran dan kesenangan itu adalah harta dan anak-anak. “Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan.”
Apabila hati sudah menyadari posisi harta dan anak-anak sebagai ujian dan cobaan, maka kesadaran itu akan membantunya untuk senantiasa berhati-hati, menyadari dan mewaspadai, agar jangan sampai ia tenggelam, lupa, dan terbenam dalam ujian dan fitnah.
Kemudian Allah tidak membiarkan manusia tanpa pertolongan dan bantuan. Karena, manusia itu kadang-kadang merasa lemah, setelah menyadari semua itu, untuk memikul beratnya pengorbanan dan tugas. Khususnya, pada titik kelemahannnya yaitu terhadap harta dan anak-anak.
Maka, Allah memanggil-manggil mereka untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan lebih kekal. Sehingga, dengan adanya keinginan untuk mendapatkannya, ia menjadi tabah dan kuat menghadapi ujian itu. “Dan bahwa di sisi Allah terdapat pahala yang besar.”
Allahlah yang memberi manusia harta dan anak. Di balik itu, di sisi-Nya terdapat pahala yang besar bagi orang yang dapat menanggulangi fitnah harta dan anak-anak. Dengan demikian, tidak seorang pun yang pantas mengabaikan amanat dan tidak mau berkorban untuk jihad.
Kesadaran inilah yang dapat membantu manusia yang lemah, yang diketahui oleh Sang Maha Pencipta titik-titik kelemahannya. “Dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisaa: 28)
Islam adalah manhaj yang lengkap tentang akidah dan pandangan hidup, tarbiyah dan pemberian arahan, masalah kewajiban dan tugas-tugas manusia. Islam adalah manhaj atau aturan Allah Yang Maha Mengetahui, karena Dia Yang Maha Pencipta.
“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)
sumber: http://www.eramuslim.com